Sunday 29 January 2017

Why Tarantula?

                Saya adalah orang yang punya phobia laba-laba (akut). Kalau liat laba-laba di kamar (teriak minta tolong emak buat cari dan habisi si laba-laba), jangan harap saya bakal masuk kamar sebelum saya melihat dengan mata kepala sendiri kalo hewan itu ditemukan mati.
                Suatu hari saya berfikir gimana cara ngilangin phobia itu. Terpikirlah buat memelihara tarantula itu. Menurut teori saya sendiri kalo memelihara dari kecil bakal terbiasa dan ga takut. Yaudah, saya cari berbagai artikel tentang tarantula. Akhirnya saya
beli tarantula pertama saya tahun 2014 (yang akhirnya hilang dan beli lagi tahun 2016).
Setelah memelihara selama setengah tahunpun dan… it works. Sekarang saya udah ga takut lagi sama tarantula. Phobia laba-laba berkurang drastis. Saya sekarang berani pegang-pegang. Ya paling nggak udah ga kabur lg lah.
Sebelumnya saya sudah pernah menuliskan sedikit definisi tarantula dan bagaimana makanannya. Terhitung dari pertengahan 2016 sampai tanggal 30 Januari 2017 saya punya total 9 tarantula dari berbagai jenis. Menurut saya pelihara tarantula itu asik. Kok iso? Kenapa Tarantula? Udah serem, ga bisa diajak main. Well, kali ini saya akan menulis kenapa saya memilih tarantula sebagai hewan peliharaan menurut saya pribadi berdasarkan pengalaman. Berhubung saya itu mahasiswa tingkat akhir juga. Selain buat ngilangin phobia, saya juga cari pertimbangan repot enggaknya, dan mahal enggaknya biaya perawatannya.
Pertama, modal awal ga banyak. Cuma beli semprotan manuk yang kecil buat misting (kasih kelembaban) kandang dan kasih minum tarantula. Cumaperlu disemprot 3 hari sekali dah cukup. Asal kandangnya jangan sampai kering sama sekali.
Ke dua, Tarantula itu ga boros uang, ga boros tempat. Kalo masih kecil, makan seminggu sekali, itu aja cuma kaki belakangnya. Bayangkan. Beli jangkrik 1000 dapet seplastik isi 20 ekoran (kayanya). 1 jangkrik buat 2 tarantula (belum tau kalo dewasa. Tarantula saya belum ada yang dewasa). Kandangnya juga kecil. Tarantula yang panjangnya 1 cm paling perlu kandang yang panjangnya 2 kalinya. Irit ra wee… Enak banget buat anak kos.
Ke tiga, tarantula ga perlu mandi dan bersihin kandangnya juga ga repot. Mandi? Buat apaaaa… ikan aja ga mandi. Tetep bersih. Yang penting kandangnya aja yang harus dibersihin dari jamur, soalnya kandang tarantula itu harus lembab. Lagian bersihinnya paling sebulan sekali.
Ke empat, tarantula itu eksotis. Sebagai hewan display (buat pajangan) kaya ikan, tarantula kelihatan beda dari yang lain, aneh, anti mainstream. Ikan mah udah biasa. Coba tarantula didisplay di ruang tamu atau ruang keluarga pasti jadi perhatian orang (itulah waktu yang tepat buat Anda untuk meracuni orang-orang. HUAHAHAHA…). Ya walaupun saya belum pernah display, tapi at least kalo saya kasih tunjuk peliharaan saya, teman teman pada tanya.
                Ke lima, tarantula jarang banget gigit. Mereka malah cenderung kabur sambal nyebarin bulu bulu yang mereka punya kaya ulat bulu. Itu bisa bikin gatel-gatel (jadi hati-hati sama mata). Jarang tarantula itu gigit, kecuali kalo udah diganggu. Saya belum pernah kena gigit,tapi kalau gatel gatel udah sering kena bulunya.
Yah, itulah beberapa keasikan memelihara tarantula menurut saya. Hewan apapun sebenarnya asik, yang penting kita konsisten sama dedikasi kita dalam merawat nyawa yang sudah menjadi tanggung jawab kita.

Monday 19 May 2014

Tarantula: Definisi dan Aturan Makanannya


 I thought it was amazing how they (the tarantulas) ate and how pretty some of them are. They were so cool to me and I was fascinated.”–Catelyn Topping-
Kutipan di atas merupakan kutipan dari website www.timesfreepress.comyang dikatakan oleh seorang yang tertarik akan tarantula. Di zaman milenium ini, hewan peliharaan bukan hanya sesuatu yang imut dan lucu saja, namun sekarang sudah banyak orang yang memelihara hewan yang mungkin menurut sebagian orang  menyeramkan; salah satunya adalah tarantula. Tarantula adalah salah satu spesies dari laba-laba yang berukuran
besar yang digolongkan dalam keluarga Theraphosidae, tersebar di seluruh daerah tropis dan gurun.
Umumnya, hewan yang termasuk dalam kelas arachnida ini bukan tipikal hewan yang suka menyerang, bahkan cenderung kabur, namun jika memang benar-benar merasa terdesak, maka mereka akan menyerang. Secara fisik, tarantula memiliki rambut-rambut halus di seluruh tubuhnya untuk pertahanan diri dari serangan makhluk lain. Mereka juga dilengkapi oleh sepasang taring di depan matanya. Kepalanya menyatu dengan badan.
Walaupun jinak, manusia harus tetap berhati-hati terhadap hewan ini, karena walau seberapapun jinaknya, tetap saja tarantula adalah hewan karvornia yang berbisa. Racun yang dihasilkan walaupun tidak sampai membunuh manusia (sejauh ini), namun untuk kategori racun sedang-tinggi cukup menbuat efek berhari-hari seperti sesak napas, bengkak di tempat gigitan, denyut jantung cepat, rasa gatal.
Dari klasifikasi jenisnya, hewan raksasa berkaki delapan ini dibedakan menjadi dua kategori, Old World dan New World.  Jenis Old World banyak ditemukan di daerah Asia Pasifik dengan ciri-ciri lebih agresif karena memiliki sedikit rambut di sekujur tubuhnya. Hal ini menjadikan jenis Old World suka menggigit dan menyerang apapun yang mengancam keberadaanya. Berbeda dari Old World, jenis New World lebih tenang terhadap manusia karena pertahanan diri lebih kepada melepaskan rambut yang mereka miliki. Spesies ini banyak ditemukan di daerah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Dari jenis-jenis tersebut, tarantula dibedakan lagi menjadi dua golongan besar yaitu aboreal dan terestrial. Golongan aboreal adalah golongan yang tempat hidupnya berada di tempat tinggi seperti pohon, kaki-kakinya lebih lebih panjang karena dikondisikan untuk memanjat, larinyapun lebih cepat. Golongan terestrial adalah golongan tarantula yang lebih suka berdiam diri dan menggali lubang di tanah. Di dalam tanah, hewan ini akan membuat jaring tipis sebagai pendeteksi getaran yang berfungsi menjerat hewan yang melewati jaring-jaring tersebut.
Di paragraf-paragraf sebelumnya telah dijelaskan apakah itu tarantula. Jika berniat memelihara tarantula, kita harus tau bagaimana waktu dan cara yang tepat dalam memberikan makan tarantula kesayangan kita. Selanjutnya saya akan membahas tentang bagaimana aturan atao cara terbaik dalam memberi makan tarantula yang baik dan benar.
Tarantula merupakan hewan yang metabolismenya bisa dibilang lambat, karena mereka tidak mudah lapar maupun haus walaupun tidak makan dan minum selama beberapa hari. Sebagai pemilik tarantula, dalam hal memberikan makan dan air juga tidak harus terjadwal secara pasti. Memberikan makan dan minum pada tarantula seminggu sekali sudah cukup. Untuk sling tarantula mungkin bisa dibuatkan perkiraan dua kali seminggu.
Pertama-tama yang perlu dikatahui di sini adalah bagaimana sistem pencernaan dari tarantula. Mulut tarantula berada di bawah taring, bentuknya tidak seperti mulut pada umumnya, namun berbentuk seperti penghisap untuk menghisap cairan dari mangsanya. Untuk mangsa yang terlalu padat atau kental untuk dihisap, tarantula akan menggunakan cairan yang bernama racun celicerae. Hal ini dimaksudkan agar makanan menjadi cairan dan mudah dihisap oleh si laba-laba raksasa.
Yang ke-dua, karena kita memelihara, maka kita bertanggung jawab pada makanan yang diberikan. Makanan yang cukup baik untuk tarantula adalah jangkrik, ulat hongkong, dan sesekali diberikan tikus kecil(hanya diberikan pada tarantula yang sudah dewasa). Ini dimaksudkan agar kebutuhan gizi tarantula terpenuhi dan untuk menghindari kebosanan karena hanya makan makanan yang sama setiap kali makan. Untuk yang masih sling, sebaiknya jangan diberi jangkrik dalam keadaan hidup, karena bisa membahayakan tarantula. Lebih baik jika diberi bagian kakinya saja. Dalam memeberikan air minum, untuk tarantula dewasa, berikan air bersih dengan menggunakan tutup botol bekas air mineral, letakkan di dalam kandang. Namun untuk tarantula yang masih sling, belum bisa jika harus diperlakukan sama. Untuk bayi tarantula lebih tepatnya jika menggunakan alat penyemprot (Gunakan hanya alat penyeprot air, jangan menggunakan semprotan bekas racun serangga). Seprotkan ke pinggiran kandang sampai kira-kira terdapat semacam embun yang menempel pada dinding kandang. Perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan penyemprotan, jangan sampai kandang menjadi basah kuyup.
Memberi makan juga harus melihat keadaan si tarantula. Jika diberi makanan hidup seperti jangkrik, namun tarantula tidak mau memakannya dan hanya bertingkah pasif, segera ambil jangrik tersebut. Bisa dipastikan bahwa tarantula sedang dalam masa sebelum ganti kulit (pre-molt). Jika jangkrik tetap dibiarkan dalam kandang, beresiko akan menggagalkan proses ganti kulit si tarantula, yang berdampak pada nyawa tarantula. Makanan bisa diberikan 4-7 hari setelah masa pergantian kulit, karena pada saat itu kulit baru tarantula sudah lebih keras, dan siap untuk makan.
Yang terakhir adalah power feeding. Power feeding  dimaksudkan agar tarantula bisa cepat besar, dan dilakukan sexing. Setelah gender berhasil diketahui barulah power feeding dihentikan. Namun ada kekurangnnya jika memberlakukan sistem power feeding, yaitu bisa membuat umur tarantula lebih pendek, karena dengan dilakukannya power feeding, maka tarantula akan cepat molt dan menuju ultimate molt.
Kesimpulannya, walaupun pemberian makan tarantula tidak terlalu merepotkan, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Seperti perbedaan cara memberi akan dan jenis makanan untuk adult dan sling. Untuk tarantula yang masuk dalam masa premolt dan setelah molt juga ada tindakan khususnya. Karena jika salah, maka bukan hanya kita akan membahayakan nyawa tarantula itu sendiri, namun kita juga akan sedih, belum lagi jika harus kehilangan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.

Sources: